Cerita Rakyat dibalik Desa Perigi ‘Kolam Air Minum Raja’
Sekitar 600 Masehi masyarakat di kampung Perigi berbudaya animisme. Setelah masuknya kerajaan dengan Raja Penembah Titi, munculah masyarakat yang beragama. Setelah masuknya agama dan kepercayaan, turun menurun sehingga sudah punya agama dan kepercayaan. Masyarakat Desa Perigi berasal dari Suku Dayak dan Melayu, kedua kebudayaan ini melekat erat di kehidupan warga. Hal yang membedakan kedua suku tersebut adalah jika Melayu berdasarkan hukum syara dan dayak berdasarkan keyakinan dan kebudayaan. Namun kedua suku tetap rukun sampai munculnya keturunan Senganan. Senganan merupakan keturunan-keturunan dari kedua suku tersebut, khususnya Suku Melayu dan Suku Dayak.
Nama Desa Perigi diambil dari nama kolam mandi dan kolam air minum Raja Penembah Agung Kusuma Negara yaitu Raja Penembah Titi dengan istrinya Dayang Ninak. Nama Penembah Titi dan Dayang Ninak sekarang menjadi nama jalan utama di Desa Perigi. Peninggalan Raja Penembah Titik dan Dayang Ninak berupa makam yang letaknya di samping Pusat Kesehatan Masyarak Silat Hilir saat ini.
Pada zaman dulu, masyarakat menyebut seorang pemimpin desa adalah Kepala Kampung. Hingga sekarang, Desa Perigi telah memiliki banyak sekali kepala kampung ataupun kepala desa. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kepala kampung pertama adalah Zainal Abidin dengan penggawa H. Jalil
2. Kepala kampung kedua adalah Haji Maddani dengan penggawa M. Fattah
3. Kepala kampung ketiga adalah M Sanim dengan penggawa M. Fattah
4. Kepala kampung keempat adalah M Jamil Ginting dengan penggawa M. Fattah
5. Kepala kampung kelima adalah Mad Nur Fattah dengan penggawa M. Fattah
Setelah terjadi revormasi di Indonesia, perubahan resmi nama kampung Perigi menjadi Desa Perigi. Melalui Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kapuas Hulu pada tahun 1988. Adapun nama-nama Kepala Desa yang telah menjabat pada tahun 1988 dan seterusnya adalah sebagai berikut:
1. Kepala Desa Pertama adalah Adnansyam
2. Kepala Desa Kedua adalah Jalalludin
3. Kepala Desa Ketiga adalah Daeng Jainal Abidin
4. Kepala Desa keempat (masa jabatan mulai tahun 2008 sampai tahun 2020) Razali.
Penduduk asli Perigi adalah Dayak Kantu Sebaru yang sudah ada sekitar 600 tahun yang lalu, selanjutnya datang Suku Melayu atau pendatang-pendatang dari Arab dan luar negeri, selanjutnya baru masuk Suku Cina dan suku lainya.
Desa Perigi merupakan desa yang berada di Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Untuk sampai di Desa Perigi kita dapat menempuh dua jalur transportasi, yaitu sungai dan darat. Dari ibu kota Provinsi, membutuhkan 10 sampai dengan 12 Jam perjalanan jika menggunakan jalur darat. Jika menggunakan jalur sungai, dibutuhkan paling tidak 2 hari 2 malam sampai di Desa Perigi. Namun berbeda jika jaraknya dengan Ibu Kota Kabupaten Putussibau dibutuhkan 5 sampai dengan 6 jam perjalanan mudik ke hulu menggunakan jalur darat. Jika menggunakan jalur sungai membutuhkan waktu paling tidak 8 sampai dengan 10 jam dengan kendaraan speedbod 40 PK.
Sumber: Zulkarnain reporter desa perigi kec. Silat hilir
Doc : Zulkarnain